Sunday, 23 October 2016

West Nusa Tenggara and Lombok

About

West Nusa Tenggara (IndonesianNusa Tenggara Barat – NTB) is a province of Indonesia. It comprises the western portion of the Lesser Sunda Islands, with the exception of Bali which is its own province. Mataram, on Lombok, is the capital and largest city of the province. The 2010 census recorded the population at 4,496,855; the latest estimate (for January 2014) is 4,702,389.[3] The province's area is 19,708.79 km2. The two largest islands in the province are Lombok in the west and the larger Sumbawa island in the east.

Population

Historical population
YearPop.±%
19712,203,465—    
19802,724,664+23.7%
19903,369,649+23.7%
19953,645,713+8.2%
20004,009,261+10.0%
20104,500,212+12.2%
Source: Statistics Indonesia 2010
Lombok is mainly inhabited by the Sasak ethnic group, with a minority Balinese population, and Sumbawa is inhabited by Sumbawa and Bima ethnic groups. Each of these groups has a local language associated with it as well. The population of the province was 4,496,855 (at the 2010 census); 70.4% of the population lives onLombok (at the 2010 census), which has only 22.9% of the area. The latest estimate (for January 2014) is 4,702,389.[6] The province is considered to be one of the least developed of Indonesia's 33 provinces. In 2005, Nusa Tenggara Barat was reported as the most affected area for malnutrition and kwashiorkor.[7] Life expectancy in Nusa Tenggara Barat amounting to only 54 years is the lowest in Indonesia (69 years) and infant mortality rate is the highest.[8]
Lombok is an island in West Nusa Tenggara province, Indonesia. It forms part of the chain of the Lesser Sunda Islands, with the Lombok Strait separating it from Bali to the west and the Alas Strait between it and Sumbawa to the east. It is roughly circular, with a "tail" (Sekotong Peninsula) to the southwest, about 70 kilometres (43 miles) across and a total area of about 4,514 square kilometres (1,743 square miles). The provincial capital and largest city on the island is Mataram. It is somewhat similar in size and density with neighboring Bali and shares some cultural heritage, but is administratively part of Nusa Tenggara Barat along with sparsely populated Sumbawa. It is surrounded by a number of smaller islands locally called Gili.
The island was home to some 3.17 million Indonesians as recorded in the decennial 2010 census;[1][2][3][4] the latest estimate (for January 2014) gives the population as 3,311,044.


Tentang Lombok
Pulau Lombok (jumlah penduduk pada tahun 2001: 2.722.123 jiwa)[1] adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecilatau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari..
Agama
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini. Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.
Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia lanjut, dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu(waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya pada tiga waktu saja.
Di Cakranegara (dulu bernama kerajaan Cakranegara) Kota Mataram sekarang, dulunya ditemukan Naskah Lontar Kuno oleh Ekspedisi belanda (KNIL) kemudian diambil lalu dibawa ke Belanda, naskah lontar ini sebenarnya berada di Kerajaan Selaparang (sekarang sekitar daerah Pringgabaya, Lombok Timur), namun pada saat peperangan antara Bali dan Lombok, kerajaan Selaparang telah kalah karena diserang secara tiba-tiba, dan akhirnya semua harta benda milik kerajaan selaparang dirampas oleh pasukan Bali, sisa-sisa yang tidak terbawa kemudian dibakar. Termasuk mahkota emas Raja selaparang (Pemban Selaparang) dan naskah lontar Negara Kertagama yang sedang dipelajarai oleh para Putra dan Perwira kerajaan Selaparang
Parawisata
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di Lombok yang berkembang.







No comments:

Post a Comment